Sebelum Anda memutuskan memilih suatu kamera digital, sangat penting untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kamera dan juga beberapa fitur-fitur yang ada. Selain itu Anda juga perlu untuk mengerti tentang dasar-dasar fotografi. Pengertian ini akan sangat membantu Anda dalam menjatuhkan pilihan sebuah kamera digital.
Dalam melakukan pemotretan, satu hal yang paling penting adalah masalah pencahayaan. Tentunya Anda mengharapkan hasil foto dengan pencahayaan yang pas (correct exposure), maksudnya tidak terlalu terang (Over-Exposure) ataupun terlalu gelap (Under-Exposure), seperti pada gambar 1.
Ada tiga faktor penting yang akan mempengaruhi pencahayaan (exposure), yaitu ISO, Diafragma, dan Shutter Speed.
ISO
ISO adalah banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya, semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang.
Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.
Tetapi ISO yang tinggi memiliki kelemahan. Yaitu, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka hasil gambarnya akan semakin kasar (istilah yang dipakai adalah NOISE), perhatikan pada gambar 2. Jadi kesimpulannya, selama kondisi cahayanya memungkinkan, gunakan selalu ISO serendah mungkin.
Semakin besar ukuran sensor kamera, noise yang dihasilkan semakin minim (baca komputek edisi 585). Semakin besar resolusinya (megapixel), semakin tinggin noisenya, dengan asumsi ukuran sensor dan teknologi kameranya sama (baca komputek edisi 586), teknologi dari sensor juga mempengaruhi tingkat Noise (CMOS lebih bebas noise dibandingkan dengan CCD).
Di hampir semua kamera digital juga sudah menyertakan fasilitas “Noise reduction” untuk mengurangi noise,hanya saja kadar keefektifan dari noise reduction tiap merk kamera juga berbeda-beda.
Sehingga customer tidaklah mungkin untuk mengetahui kadar noise dari suatu kamera kalau belum pernah mencoba dan membandingkan tiap-tiap merk yang berbeda. Untuk kamera-kamera saku (pocket camera), saat ini yang memiliki tingkat noise paling rendah adalah Canon dan Fuji, sedangkan untuk kamera-kamera DSLR, setahun yang lalu Canon-lah yang merajai.
Tapi sekarang sudah mulai dikejar oleh merk-merk lain seperti Nikon dan Sony, salah satu alasan kenapa Nikon dan Sony sudah bisa mengejar adalah karena mereka sekarang juga menggunakan teknologi sensor CMOS, bukan CCD lagi seperti dulu.
Diafragma (Aperture)
Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma (gambar 3) yang berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera.
Bukaanya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak dan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto akan semakin gelap.
Satuan dari diafragma ini dilambangkan dengan “F-Stop”. Misalnya F1.4, F2, F2.8, F4, F5.6, F8, dan sebagainya (Gambar 4). Semakin besar F-Stopnya akan semakin Kecil bukaannya, dan semakin kecil F-Stopnya akan semakin Besar bukaannya. Jadi semakin besar F-Stopnya, cahaya yang masuk akan semakin sedikit, dan hasil foto akan semakin gelap. Karena satuannya terbalik, maka banyak pemula yang kebingungan waktu pertama kali belajar.
0 komentar:
Posting Komentar