Kenikmatan saat kita mendengarkan lagu, tidak lepas dari peran seorang Sound Engineer. Banyak yang belum tahu bahwa lagu-lagu yang biasa kita dengarkan sebenarnya melewati beberapa tahap yang cukup rumit. Berikut proses yang dilakukan dalam pembuatan lagu, yaitu: proses recording, proses mixing, dan proses mastering.
Seperti yang kita ketahui, proses recording adalah merekam suara atau permainan instrumen, dilanjutkan dengan proses mixing yaitu menata suara agar dapat menyatu satu sama lain, dan proses mastering adalah finishing dari hasil mix agar dapat dinikmati. Untuk sementara kita tidak akan membahas terlalu dalam dulu, mari kita bicara tentang mixing. Let’s get it on!
Pada dasarnya, kemampuan utama yang harus dimiliki seorang Mixing Engineer adalah melihat letak suara atau yang disebut Sound Separation, yaitu kemampuan melihat suara secara 3 dimensi, baik itu dari depan-belakangnya, kiri-kanan, dan atas-bawah. (Gambar 1)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mixing yang harus dikuasai oleh seorang Mixing Engineer adalah Element of Mix. Apa Itu? Element of Mix terdiri dari 6 element, yaitu:
1. Balance
2. Pan
3. EQ
4. FX
5. Dynamic
6. Interest
Mari kita bahas satu per satu elemen-elemen tersebut.
Balance
Balance adalah proses menyelalaskan volume antar instrument. Dalam proses ini kita harus menata volume masing-masing instrumen agar tidak saling bertabrakan. Sebelum melakukan balance, ada baiknya bila kita membuat gambar letak dari instrumen-instrumen yang akan kita balance (Gambar 2), seperti contoh: vokal diletakkan di depan, gitar diletakkan sedikit di belakang vokal, dan seterusnya sesuai kreasi masing-masing.
Pan
Pan atau disebut juga Panorama adalah peletakan suara atau instrumen di sebelah kanan, di sebelah kiri, dan di tengah, yang bertujuan memberikan kesan Stereo. Sabagai contoh: suara gitar di kanan, piano di kiri, vocal di tengah, dan sebagainya. Fungsi lain dari panning ini juga untuk memberikan kesan luas atau megah pada sebuah lagu sehingga dimensinya terbentuk dengan baik.
FX
FX dalam mixing digunakan untuk memperjelas posisi depan-belakang suara atau instrumen. FX yang banyak digunakan dalam proses mixing adalah reverb dan delay (Gambar 5). Fungsi reverb adalah untuk menciptakan dimensi ruang dan membuat suara lebih besar (bukan keras). Sedangkan fungsi dari delay adalah untuk membuat suara lebih deep (dalam).
Dynamic
Dynamic adalah mengendalikan dinamika atau pergerakan lagu antara bagian yang keras dan pelan (Gambar 6) . Untuk mengendalikan dinamika digunakan 3 jenis tools, yaitu: compressor, limiter, dan gate (Gambar 7). Yang banyak digunakan dalam mixing adalah compresor dan gate, sedangkan limiter hanya digunakan dalam proses mastering. Compressor berfungsi untuk mengendalikan dinamika, sebagai contoh: jika vokal gainnya tidak rata digunakan compresor supaya gainnya lebih terkendali, contoh instrumen lain yang biasanya harus di-compress antara lain: drum, bass, gitar akustik, dll. Sedangkan gate berfungsi untuk menghilangkan noise pada bagian yang tidak diinginkan, contohnya: snare drum yang terdapat bocoran suara dari hihat, gunakan gate untuk menghilangkan kebocorannya.
Interest
Interest adalah art of mix atau seni dalam mixing, yang dimaksud dengan art of mix disini adalah menciptakan sesuatu yang berbeda sehingga pendengar merasa tertarik. Contohnya: salah satu lagu Evanescence, pada bagian reff, vokal tidak berada di tengah tetapi berpencar di kiri dan kanan. Contoh lainnya: pada salah satu lagu Creed, vokalnya diberi distorsi.
Sebenarnya, hal yang paling menentukan dalam mixing adalah telinga. Kemampuan mendengar yang baik, melihat suara dengan baik dan hafal frekuensi, merupakan faktor yang sangat menentukan. Berlatih dan terus berlatih.
Demikian pengetahuan yang bisa saya berikan. Semoga dapat menambah wawasan dalam hal mixing. Sampai bertemu lagi di session berikutnya tentang pengetahuan Mixing rekaman.
Disalin dari : " komputekonline.net "
0 komentar:
Posting Komentar